Konferensi Agama Di Peru – Konferensi ini mengambil tempat di Universitas Negeri San Marcos sebagai inisiator. Universitas Negeri San Marcos menjadi universitas pertama yang bedasar pada seni dan teologi setelah enam belas abad silam. Kini seratus tahun kemudian Akademi Peruvian masih sangat tertarik dengan pelajaran agama. Walaupun demikian kini proses belajar menjadi lebih luas dari sisi perspektif dan metofologinya. Mereka optimis jika di masa depan pembelajaran akademis dalam sisi agama di Peru akan semakin tersebar luas dan didukung dari banyak kalangan. Mata pelajaran agama sudah menjadi pembelajaran yang sangat mendalam di Peru Amerika Selatan ini. Lebih dari 20 puluh tahun yang lalu, negara ini menjadi salah satu terbanyak sarjana agamanya. Manuel Marzal menyebutkan dalam tulisannya dalam sebuah artikel tentang se abad belajar agama di Peru.
Marzal mengatakan bahwa sejak masa ilmu sosial di akadenia peruvian, sarjana dari berbagai sekolah dan institusi memiliki perspektif sendiri dalam sisi agama serta pandangannya terhadap Marxisme dan tetntu saja gereja Katolik. Sarjana-sarjana ini menginginkan agar agama bisa menjadi pegangan dalam kehidupan sehari-hari bagi penduduk Peru. Lebih jauh bahwa agama bisa dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh masyarakat Peru. Walaupun mayarakat memiliki perbedaan dalam falsafah hidup namun harapannya agama bisa menjadi penuntun kehidupan mereka. Sebagai contoh seseorang yang bergelut dalam dunia politik ya hendaknya bisa menggunakan prinsip agama sebagai dasar dalam mengambil kebijakan atau kritiknya.
Peru adalah sebuah negara tidak hanya kaya akan agama dan tradisi namun juga berkembang dalam inovasi dalam sisi agama. Sebagai contoh, konferensi ini berbincang tentang fenomena saat ini di abad 21. Selain itu konferensi ini juga mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan pandangan-pandangan atau pemikiran baru tentang dunia saat ini. Konferensi ini diselenggarakan oleh Universitas Negeri Mayor de San Marcos, dari fakultas Ilmu Sosial Jurusan Ilmu Agama.
Crp-conferperu – Konferenssi ini di ketuai oleh Jaime Regan dan Sidney Castillo sebagai pemandu acara. Konferensi ini terselenggara atas kerjasama antara Pusat Studi Antropologi dari CEAN Spanyol dan Akademi Peruvian dari Ilmu Agama dari APECREL juga dari Spanyol. Konferensi ini mengambil pokok utama tentang antropologi sebagai dasar dalam studi kasus dan pendekatan melalui agama. Demikian juga dari sisi sosiologi pembahasan di dasarkan pada sekularisasi dan regulasi. Sementara itu ilmu agama sendiri menjadi bidang tersendiri. Sarjana-sarjana yang berpartisipasi dalam kegiatan ini berasal dari universitas Rosock, Universitas Strasbourgh dan lain-lain.
Pembawa acara juga menyampaikan pendapatnya bahwa, konferensi ini diikuti banyak peserta terlihat di auditorium ini. Sehingga pembawa acara menyimpulkan bahwa banyak peserta yang tertarik dengan konferensi ini. Lebih jauh dari itu sarjana-sarjana yang hadir juga tertarik dan siap ambil bagian dalam mempelopori hasil konfernsi ini. Mereka mengatakan lebih jauh bahwa banyak masyarakat tertarik mempelajari agama dari sisi yang lain yang tidak biasa.
Konferensi ini menjadi konferensi yang menarik dan seru karena ada tiga bidang akademi berada dalam diskusi yang sama. Luis Millones mengatakan dalam presentasinya bahwa ia baru saja meneliti Apostle Santiago dan Moors di sebuah kota kecil di propinsi Paita bagian dari Piura. Itulah beberapa keseruan konfersni agama di Peru yang diikuti dari berbagai latar belakang studi. Melihat agama dari berbagai sisi dalam kehidupan masayarakat Peru. Sarjana-sarjana begitu tertarik untuk terus berdiskusi dalam perkembangan agama dari maa ke masa di Peru.